aku terbangun dengan mimpi yang masih lekat pada memori otakku, mimpi aneh itu lagi. mimpi yang sudah dua kali entah bagaimana membuat aku terbangun di dini hari dengan mempertanyakan artinya. ya, sudah dua kali aku bermimpi mengenai laut dan juga ombak. aku berada di antara keduanya, laut yang berpenghalang tiba-tiba terlihat memiliki begitu banyak pusaran, seolah-olah jauh di kedalamannya terpatri lubang-lubang besar yang siap menarik segala yang melintasinya.
aku berada diantara laut dan juga ombak, berdiri dibalik karang besar. sambil sesekali melangkah mencari tempat yang aman dari pergelutan laut dengan ombaknya. kakiku masih kokoh, tak gentar walaupun di depan sana jelas sekali laut seperti sedang mempertunjukan kehebatannya. di dalam mimpi saat itu laut seperti sedang gusar. laut seperti akan membinasakan aku dan apapun yang ada di sekitarku.
entah apa yang terjadi, mimpi itu hanya membuat perasaanku tak nyaman. jelas aku tak nyaman, mimpi itu terulang untuk kedua kalinya. andai hanya sekali, mungkin tak kan menjadi soal. dan aku tak kan mengalami perasaan aneh di pagi hari. ah, semoga ini hanya perasaan berlebihanku saja..
ombak yang saling bertabrakan, hewan-hewan laut nampak kepermukaan, dan aku berdiri di tempat yang tinggi dengan ketakutan yang tak bisa aku terjemahkan. di lain tempat, mimpi menggiringku pada situasi genting lainnya. aku berdiri dibawah tebing yang siap rubuh, aku berlari, kembali mencari tempat yang aman dari runtuhan tebing yang terasa semakin dekat, aku berlari dengan butiran kerikil tanah terus berjatuhan. aku berlari pada sesuatu yang bisa membuat aku kembali merasa aman. pada sesuatu yang bisa membuat aku nyaman. aku berlari dan pada suatu tempat yang tidak aku ketahui, aku sudah berada dikelilingi orang-orang yang tidak aku kenal. orang-orang yang entah bagaimana membuat aku tersenyum santai, dan melupakan apa yang sudah terjadi padaku, laut dan juga tanah.
ah, benar-benar mimpi yang aneh. aku tak tahu apa yang akan terjadi. di dalam mimpi berkali-kali aku berada pada situasi genting, namun aku selalu selamat, selalu tersenyum setelah mengalami hal yang mengerikan. selalu tersenyum seolah-olah apa yang terjadi dalam mimpi hanyalah sebuah permainan, dan aku adalah sang pemenangnya.
mimpi buruk?!
entahlah, mungkin ini karena sensitifitasku yang akhir-akhir ini sedang tinggi. semoga saja.
Tuhan, pada siapa lagi aku harus berlindung selain kepadaMu Yang Maha Pelindung. maka lindungi aku dari buruknya mimpiku.